ARAHRAKYAT– Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Padang, menimbulkan bencana banjir skala besar. Situasi darurat ini memaksa lebih dari 27.000 warga mengungsi, merendam ribuan permukiman di sembilan kecamatan, dan meninggalkan jejak kerusakan di berbagai sektor.
Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, membenarkan besarnya dampak yang diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi ini. Ia memaparkan bahwa curah hujan ekstrem tersebut menjadi pemicu utama genangan air yang meluas secara cepat di sejumlah wilayah.
“Hujan yang terjadi pada Selasa 25 November 2025 dinihari mengakibatkan banjir di mana-mana, puluhan ribu warga ikut terdampak,” ungkap Hendri Zulviton melalui siaran pers.
Data sementara yang kita himpun dari Pusdalops BPBD menunjukkan angka sekitar 27.433 jiwa telah menjadi korban terdampak dari peristiwa ini.
Kecamatan Koto Tangah menjadi titik bencana dengan jumlah korban terdampak paling banyak.
“Di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 20.983 warga ikut terdampak banjir,” ujar Kalaksa BPBD.
Selain itu, korban terdampak banjir tersebar di beberapa kecamatan diantaranya, Nanggalo, Padang Utara, Lubuk Begalung, Pauh, Kuranji Bungus dan Teluk Kabung.
“Korban terdampak banjir ada di sembilan kecamatan,” ungkap Hendri.
Tak hanya mengancam keselamatan jiwa, bencana ini juga meninggalkan kerusakan pada tatanan fisik kota. Tercatat dua unit rumah terbawa arus deras.
Sementara itu, 61 unit rumah lainnya mengalami kerusakan sedang dan 17 unit lainnya rusak ringan.
Fasilitas umum seperti sebuah rumah ibadah juga turut terdampak, serta dua titik jalan mengalami longsor yang menghambat aksesibilitas. Sektor pertanian pun tidak luput, dengan dua petak sawah mengalami kerusakan berat.
“Data tersebut data sementara, kita akan terus update data terkait kondisi terkini banjir, longsor dan bencana lain di Kota Padang,” ulasnya.




