ARAHRAKYAT– Bencana hidrometeorologi yang menghantam seluruh kecamatan di Kabupaten Agam sejak 19 November 2025 kini menunjukkan skala kerusakan dan korban yang makin mengerikan. Hingga pukul 12.00, Minggu (30/11), tercatat 87 warga meninggal dunia, sementara 76 lainnya masih hilang di berbagai titik bencana.
Sejumlah pusat galodo dan longsor menjadi lokasi dengan korban terbanyak. Di Toboh, Malalak Timur, 10 korban telah ditemukan, namun lima orang masih dicari. Di Arika, Nagari Dalko, Tanjungraya, longsor menewaskan empat orang.
Korban juga ditemukan di Paninggiranbawah, Nagari Nanlimo, Palupuh, atas nama M. Daud yang tertimbun longsor. Di Kuok III Koto, Matuamudiak, satu korban ditemukan meninggal dan tiga masih hilang.
Banjir bandang di Jorong Bancah, Nagari Maninjau, Tanjungraya, menewaskan satu warga dan menyebabkan dua orang hilang. Sementara di Jorong Labuah, Nagari Sungaibatang, satu korban meninggal dilaporkan.
Gelombang korban paling banyak tercatat di wilayah Salarehaie Timur, Palembayan, yang luluh lantak diterjang galodo dahsyat. Di Jorong Kotoalam, terdapat 27 korban meninggal, enam di antaranya belum teridentifikasi.
Di Jorong Kampungtangah, jumlah korban mencapai tujuh warga meninggal, sementara 12 lainnya masih hilang. Di Jorong Kampungtangah Timur, empat warga ditemukan meninggal dan 12 warga lainnya masih belum ditemukan.
Sementara, di Jorong Subarangaie, jumlah korban mencapai titik paling mengkhawatirkan, 17 warga meninggal dan 50 orang masih hilang.
Sementara, di wilayah Salarehaie Barat, galodo juga memakan korban. Di Jorong Ampuang dan Lubukbatu, 9 warga meninggal, dan lima di antaranya belum dapat diidentifikasi.
Lebih dari 4.000 Warga Mengungsi
Gelombang pengungsian meluas di berbagai titik aman di seluruh nagari. Total lebih dari 4.000 warga mengungsi, sementara 23 korban luka dirawat di RSUD Lubukbasung.
Bencana juga meluluhlantakkan rumah-rumah warga dan infrastruktur publik yang menyebabkan kerugian dengan skala yang luar biasa. Dinas terkait mencatat kerusakan parah pada permukiman dan fasilitas umum: 83 rumah rusak berat, 50 rusak sedang, 704 rusak ringan.
Empat unit jembatan rusak, dan 2.801 meter jalan terputus atau tergerus. Kerusakan jaringan Pamsimas mencapai 6.780 meter. Fasilitas pendidikan sebanyak 88 sekolah terdampak (18 TK/PAUD, 55 SD, 15 SMP).
Infrastruktur pertanian juga kolaps dengan 11 unit irigasi rusak, 596,79 ha lahan pertanian terdampak, serta 2.156 ekor ternak mati. Sektor perikanan sebanyak 5.492.650 bibit ikan mati, 13,75 hektare kolam di Tanjungraya mengalami kerusakan. Kemudian Di Tiku Selatan, bencana merusak 40 alat tangkap, dua mesin tempel, dan menghanyutkan satu perahu nelayan.
Badan penanggulangan mencatat total kerugian sementara sebesar Rp 56.250.663.000, dan angka ini diperkirakan terus bertambah seiring pendataan lanjutan.
Pemerintah Kabupaten Agam membuka rekening resmi bantuan bagi masyarakat yang ingin menyalurkan donasi melalui Bank Nagari nomor 1600.0207.12345-6 atas nama Bencana Hidrometeorologi Kab. Agam.
“Data masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui setiap perkembangan baru,” kata Kadis Kominfo Agam, Roza Syafdefianti.






