Arahrakyat.com– Ratusan hektar lahan pertanian terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumbar mulai dinormalisasi, Rabu (30/10). Normalisasi berupa pengerukan material galodo seperti pasir dan lumpur yang menimbun areal pertanian warga di dua daerah terdampak bencana, Agam dan Tanah Datar.
Upaya pemulihan lahan pertanian ini dimulai di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam. Kemudian dilanjutkan ke sejumlah titik wilayah lainnya yang terdampak di Agam meliputi Kecamatan Sungai Pua, Ampek Angkek, Baso dan Tanjung Raya. Setelahnya, normalisasi lahan ini juga dilakukan di Tanah Datar.
Upaya normalisasi ini di bawah komando Danrem 032/Wirabraja, Dandim 0304/Agam, Kementerian Pertanian, serta pihak-pihak terkait dari Pemerintah Kabupaten Agam. Normalisasi lahan di Agam ditargetkan rampung dalam 50 hari ke depan.
Informasi dihimpun awak media, di hari perdana normalisasi itu, tiga arah berat dikerahkan di dua titik areal pertanian di Bukik Batabuah. Menurut Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo, untuk tahap awal ini pihaknya total menerjunkan lima unit alat berat.
“Untuk awal ini kita mengerahkan lima unit alat berat dengan target 50 hari normalisasi tuntas di wilayah terdampak bencana di Agam. Nantinya kalau memang diperlukan tambahan maka akan kita lakukan penambahan alat unit berat,” sebut Wahyu saat meninjau langsung ke lokasi normalisasi di Nagari Bukik Batabuah, Rabu (30/10).
Danrem turun meninjau lokasi normalisasi bersama Dandim 0304/Agam Letkol Bayu Arditya Nugroho, Direktur Lahan Kementerian Pertanian Dr. Atekan, Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu, Kepala Bidang PSPP Dinas Pertanian Agam Yasriandi, Kepala UPTD BMSPP Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Syofrinaldi, serta BPP Candung Virgi Astuti dan PPL, termasuk Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus.
Wahyu melanjutkan, luas area pertanian yang rusak terdampak bencana di wilayah Agam mencapai 115 hektar. Material galodo di atas lahan persawahan tersebut cukup bervariasi, dengan ketebalan berkisar dari 70 hingga 150 centimeter. Nantinya, kata dia, material yang sudah diangkat dari lahan akan dipindahkan ke titik-titik yang sudah dipersiapkan oleh masyarakat dan pihak Kodim 0304/Agam.
“Dengan kerja sama antara TNI, masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya kita mencoba mengembalikan fungsi sawah sehingga bisa dimanfaatkan kembali dengan optimal oleh masyarakat,” sebutnya.
Selain di Kabupaten Agam, Wahyu menyatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan normalisasi area pertanian di Kabupaten Tanah Datar dengan luas sekitar 300 hektar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu menyebutkan, normalisasi ini akan disandingkan dengan kegiatan optimalisasi lahan pertanian. Menurutnya, ini bertujuan untuk memulihkan produktivitas lahan sawah yang terdampak bencana melalui pengerukan material seperti lumpur dan pasir yang menghambat pertanian.
“Sesuai dengan data yang kita punya, terdapat 115 hektar lahan pertanian yang terdampak banjir bandang dan galodo di Agam. Kemudian khusus untuk di Nagari Bukik Batabuah dan Batu Taba terdapat sekitar 72 hektar lahan terdampak,” sebutnya.
Ia menambahkan setelah pembersihan lahan pertanian dari material, selanjutnya akan dilakukan penanaman kembali agar lahan ini bisa dimanfaatkan dengan optimal. Pihaknya sudah mengajukan ke kementerian untuk bantuan alsintan dan pupuk organik, karena struktur sawah ini sudah berubah, jadi diperlukan perawatan ekstra. Selain itu juga diupayakan bantuan bibit bagi petani.
“Melalui kerja sama dengan TNI, kami berupaya mengoptimalkan potensi pertanian di Agam, khususnya di wilayah terdampak. Kami optimis para petani akan mendapatkan kembali lahan yang lebih subur dan siap tanam sehingga dapat berproduksi dengan maksimal. Program ini diharapkan tidak hanya membantu para petani dalam jangka pendek tetapi juga memberikan dampak jangka panjang bagi peningkatan produksi pangan di Agam,” ujarnya.
Arief menambahkan dalam proses normalisasi ini juga melibatkan masyarakat, agar tidak terjadi persoalan dalam batas sawah atau lahan. Dengan langkah ini, Pemkab Agam berharap produktivitas lahan yang lebih baik dapat terwujud sehingga kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Kabupaten Agam semakin meningkat.
“Kita juga mengimbau dan berharap masyarakat kalau bisa jangan sampai melakukan alih fungsi lahan, mengingat karena pertanian merupakan salah satu hal strategis. Karena itu lahan pertanian yang telah dinormalisasi diharapkan tetap dimanfaatkan dan dioptimalkan sebagai lahan pertanian,” tutupnya.(AR-02)