ArtikelGaya HidupKesehatan

Bagaimana Musik dapat Pengaruhi Otak? Ini Penjelasannya

×

Bagaimana Musik dapat Pengaruhi Otak? Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini

ARAHRAKYAT– Sejak zaman purba, manusia telah terhubung dengan musik, dari alunan drum yang mengiringi ritual kuno hingga harmoni kompleks dalam konser modern.

Namun, lebih dari sekadar hiburan, musik memiliki kekuatan luar biasa untuk memanipulasi dan membentuk otak kita.

Di balik setiap notasi, terdapat sebuah orkestra saraf yang beraksi, memengaruhi ingatan, emosi, bahkan kognisi.

Dopamin, Kesenangan, dan Ketergantungan Neurologis

Saat sebuah lagu favorit diputar, otak kita segera melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan sistem penghargaan dan kesenangan.

Pelepasan dopamin ini menciptakan sensasi euforia yang mirip dengan respons terhadap makanan lezat atau interaksi sosial yang menyenangkan.

Para peneliti di Universitas McGill, Kanada, menemukan bahwa antisipasi terhadap puncak emosional dalam sebuah musik, seperti klimaks dari solo gitar atau drop dalam lagu EDM, memicu pelepasan dopamin yang lebih besar daripada saat momen puncak itu tiba.

Ini menjelaskan mengapa kita sering merasa “ketagihan” pada lagu tertentu dan terus memutarnya berulang kali.

Musik sebagai Memori dan Emosi

Salah satu dampak musik yang paling mencolok adalah kemampuannya untuk membangkitkan ingatan yang kuat.

Fenomena ini dikenal sebagai efek Proust, di mana sebuah lagu dapat langsung membawa kita kembali ke momen tertentu di masa lalu. Hal ini disebabkan oleh jalur saraf yang menghubungkan pusat pemrosesan pendengaran di otak (korteks pendengaran) dengan area yang bertanggung jawab untuk emosi (amigdala) dan ingatan (hippocampus).

Oleh karena itu, lagu yang kita dengarkan saat remaja dapat membangkitkan memori yang sangat hidup tentang cinta pertama atau persahabatan.

Meningkatkan Kognisi dan Kecerdasan

Tidak hanya memengaruhi emosi, musik juga memiliki dampak signifikan pada fungsi kognitif. Studi telah menunjukkan bahwa latihan musik, seperti belajar memainkan alat musik, dapat meningkatkan plastisitas otak, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru.

Baca juga  Setop Produk Kimia! Atasi Bau Ketiak dengan Herbal Ini

Anak-anak yang belajar musik cenderung memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes kemampuan spasial dan matematis.

Bahkan, bagi orang dewasa dan lansia, mendengarkan atau memainkan musik dapat membantu memperlambat penurunan kognitif dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Terapi Musik: Pengobatan untuk Pikiran dan Jiwa

Mengingat dampaknya yang mendalam, musik telah lama digunakan sebagai alat terapi. Terapi musik adalah praktik klinis yang terstruktur di mana seorang terapis menggunakan musik untuk mencapai tujuan non-musik, seperti meningkatkan komunikasi, mengelola stres, atau bahkan membantu pemulihan setelah stroke.

Pada pasien yang mengalami afasia (gangguan bahasa), menyanyikan lirik lagu dapat membantu mereka membangun kembali kemampuan berbicara.

Secara keseluruhan, musik adalah lebih dari sekadar gelombang suara yang menyenangkan telinga. Ia adalah arsitek yang tak terlihat, secara halus memahat struktur dan fungsi otak kita.

Dari memicu respons emosional yang mendalam hingga memperkuat jaringan kognitif, musik terus menjadi jendela yang menakjubkan untuk memahami kompleksitas pikiran manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *