ARAHRAKYAT– Pemerintah Kabupaten Agam mengimbau masyarakat termasuk aparatur sipil negara (ASN) untuk lebih memanfaatkan pekarangan dan lahan kosong sebagai sumber pangan keluarga. Lahan kecil di sekitar rumah bisa ditanami sayur, buah atau tanaman obat yang bermanfaat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Agam Rosva Deswira mengatakan, pekarangan di sekitar rumah dapat dimanfaatkan untuk menopang sumber pangan keluarga. Gerakan ini perlu dilaksanakan secara bertahap, konsisten dan berkelanjutan.
“Jadi, mari manfaatkan pekarangan di sekitar tempat tinggal kita sebagai sumber pangan keluarga. Lahan kecil di sekitar rumah bisa ditanami sayur, buah, atau tanaman obat yang bermanfaat, sehingga mudah didapat dan dikonsumsi setiap hari,” katanya.
Menurutnya, selain menghemat pengeluaran, pekarangan yang produktif juga memperkuat ketahanan pangan dari tingkat rumah tangga. Dari pekarangan, semua orang bisa memulai perubahan besar, hidup lebih sehat, mandiri dan peduli pada lingkungan sekitar.
Lebih jauh, lanjut Rosva, selain peningkatan ketersediaan pangan rumah tangga, gerakan ini juga dapat mendukung upaya pengendalian inflasi di daerah. Oleh karenanya pemerintah daerah mengajak semua elemen masyarakat ikut berperan.
“Ini harus kita gerakkan bersama. Masyarakat bisa menanam cabai, bawang merah, dan sayuran lainnya di pekarangan atau lahan kosong minimal 20 batang per rumah tangga. Kepala OPD dan camat juga harus menginstruksikan seluruh pegawai untuk ikut serta. Wali nagari dapat mengajak masyarakat untuk aktif menanam,” terang Rosva.
Ia menekankan pangan lokal, baik yang dibudidayakan dari pekarangan maupun yang di area khusus pertanian, merupakan kekuatan tersembunyi yang dimiliki setiap daerah. Selain kaya akan nilai gizi, pangan lokal juga lebih segar, mudah didapat dan ramah lingkungan.
“Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita tidak hanya menjaga kesehatan keluarga, tetapi juga mendukung ekonomi petani dan pelaku usaha di sekitar kita. Ini merupakan langkah nyata menuju kemandirian dan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” pungkas Rosva.