Arahrakyat.com-Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar kembali meletus, Rabu (6/11) pagi, dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Erupsi Marapi mengeluarkan suara gemuruh serta lontaran abu vulkanik bercampur batu.
Abu vulkanik yang terbawa angin mengguyur wilayah di sekitar Marapi, Kabupaten Agam hingga Kota Bukittinggi. Hujan abu menumpuk di atap-atap rumah warga dan kendaraan.
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Marapi meletus pada pukul 05.44 WIB, dengan amplitudo maksimum 30 mm dengan durasi mencapai 4 menit 35 detik. Kemudian untuk kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut.
“Untuk ketinggian kolom abu sendiri tidak teramati karena tertutup awan,” sebut Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi.
Meningkatnya aktivitas Gunung Marapi dalam sebulan terakhir, membuat gunung dengan ketinggian sekitar 2.891 mdpl itu mengalami peningkatan status dari Level II Waspada ke Level III Siaga.
Kenaikan status ini terhitung pukul 15.00 WIB, Rabu (6/11/24). Kenaikan status ini diumumkan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid melalui keterangan tertulisnya.
Wafid mengatakan kenaikan status ini akibat rangkaian erupsi secara kontinyu yang dipicu karena naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman gunung yang teramati utamanya dari fluktuasi tingginya kolom abu erupsi dan kegempaan.
Secara visual akhir-akhir ini aktivitas Marapi cenderung mengalami peningkatan.
Aktivitas erupsi berupa hembusan dan letusan semakin intensif, di mana tinggi kolom abu erupsi teramati 2.000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024 dan 1.500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05:44 WIB.
Kemudian secara kegempaan, sejak 7 Oktober 2024 terdapat kecenderungan peningkatan terutama gempa Vulkanik Dalam (VA) yang berasosiasi dengan peningkatan pasokan fluida dari kedalaman.
Kenaikan kegempaan ini juga selaras dengan adanya deformasi inflasi di bagian puncak dan dari data variasi kecepatan seismik dan koherensi menunjukkan terganggunya kondisi medium bawah permukaan (di dekat permukaan) tubuh gunung akibat peningkatan tekanan (stress).
“Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan maka secara umum aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan,” ungkap Wafid.
Dengan kenaikan status, maka radius zona bahaya juga meningkat dari 3 kilometer menjadi 4,5 kilometer dari kawah.
Sebelumnya gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini juga masuk ke Level III Siaga sejak 11 Januari hingga 1 Juli 2024. Per 1 Juli, statusnya diturunkan ke Waspada sebelum akhirnya naik kembali ke Siaga. (AR-02)